Rabu, 23 September 2009

DIMENSI-DIMENSI PROGRESIFITAS DALAM PUASA RAMADHAN

Khutbah Vol : 358/3-09/A 4 September 2009 / 14 Ramadhan 1430 H

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ , إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، بَعَثَهُ رَبُّهُ هَادِياً وَمُبَشِّراً وَنَذِيْراً، وَدَاعِياً إِلَى اللهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجاً مُنِيْراً، صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْماً كَثِيْراً. أَمَّا بَعْدُ؛

Maasyiral Hadirin rahimakumullah;

Segala puji bagi Allah swt., kepadaNya kita memuji, meminta pertolongan, memohon petunjuk dan mengharapkan ampunan. Marilah kita berlindung kepada Allah dari kejahatan dan keburukan diri dan semoga Allah memberikan petunjuk kepada kita, sebab barang siapa mendapat petunjuk Allah maka tidak ada yang dapat menyesatkannya dan barang siapa yang disesatkan maka ia tidak akan mendapat penolong.

Sholawat dan salam senantiasa marilah kita sampaikan kehadirat junjungan Nabi Muhammad saw. yang telah menguraikan panjang lebar akan keistimewaan bulan Ramadhan, dengan sabda beliau: “Wahai segenap manusia, telah datang kepada kalian bulan yang agung penuh berkah. Bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Allah menjadikan puasa di siang harinya sebagai kewajiban, dan qiyam di malam harinya sebagai sunnah. Barangsiapa menunaikan ibadah yang difardukan, maka pekerjaan itu setara dengan orang mengerjakan 70 kewajiban. Ramadhan merupakan bulan kesabaran dan balasan kesabaran adalah surga. Ramadhan merupakan bulan santunan, bulan yang dimana Allah melapangkan rezeki setiap hamba-Nya. Barangsiapa yang memberikan hidangan berbuka puasa bagi orang yang berpuasa, maka akan diampuni dosanya, dan dibebaskan dari belenggu neraka, serta mendapatkan pahala setimpal dengan orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang berpuasa tersebut.” (HR. Khuzaimah).

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah;

Tujuan puasa Ramadhan adalah mengantar seseorang menjadi muttaqin sebagaimana firman ALlah :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS.2/al-Baqarah:183).

Muttaqin adalah suatu predikat agama yang diberikan kepada seorang atas prestasi yang diraihnya selama Ramadhan. Prestasi tersebut merupakan kebahagiaan yang bisa dirasakan baik ketika hidup di dunia maupun di akhirat.

Ketika hidup di dunia ia merasakan hidup yang energik dan penuh dinamis yang ditandai dengan kesemangatannya dalam menjalankan setiap perintah Allah. Pintu hatinya senantiasa tetutup dari segala kemaksiatan dan selalu terbuka untuk melakukan amal kebajikan.

Ketika hidup di akhirat ia akan merasakan kenikmatan syurga sebagai temapat yang disediakan Allah kepada orang yang bertaqwa, hal itu dijelaskan dalam sebuah firman ALlah: “dan telah disediakan syurga bagi orang muttaqin itu tanpa jarak” (QS.: ) artinya tanpa jarak adalah segera dibangun bagi mereka dan cepat mereka sampai kepadanya.

Kaum muslimin rahimakumullah;

Keberhasilan seorang mukmin dalam menjalankan ibadah Ramadhan sehingga mendapat derajat muttaqin, juga dintandai dengan adanya perubahan prilaku yang cukup drastis, baik disaat Ramadhan maupun diluar Ramadhan.

Kesemangatannya bekerja selama Ramadhan akan terus meningkat dibandingkan sebelumnya dan ini adalah perubahan yang dirasakan orang yang muttaqin hingga selesai menjalankan ibadah Ramadhan.

Maka oleh sebab itu tidak ada istilah dalam Ramadhan itu ada pengurangan aktifitas bagi seorang muttaqin tapi justru sebaliknya harus lebih menonjol dan lebih kreatif sebagai petunjuk bagi keberhasilan dirinya meraih derajat muttaqin.

Apalagi dalam ajaran Islam tidak ada satu petunjuk yang mengindikasikan harus dikurangi atau dihentikan aktifitas selama bulan Ramadhan untuk sementara waktu. Bahkan Nabi saw tidak mau mundur dan siap menentang kaum kafir untuk berperang disaat kapanpun mesti dalam keadaan berpuasa di bulan Ramadhan. Karena Puasa Ramadhan itu harus dapat menunjukkan kualitas pribadi seorang mukmin sebagai muttaqin yang dibuktikan dengan kerja yang bagus dan benar selama Ramadhan bahkan diluar Ramadhan.

Sidang jum’at yang berbahagia;

Memang ada pengecualian atau ruskhsoh diberikan kepada kaum muslimin yang kurang mampu menjalankan puasa karena sakit atau dalam perjalanan. Tapi walau demikian bukan berarti mereka diperbolehkan untuk meninggalkan amaliah Ramadhan lainnya. Mereka tetap harus bersungguh-sugguh untuk menjalan ritual puasa seperti melaksanakan sahur, dan menahan puasanya sampai ia benar-benar tidak sanggup meneruskannya barulah ia boleh berbuka, dan diwajibkan untuk menggantinya dihari yang lain sebagai hutang yang harus dibayar sebelum Ramadhan berikutnya datang. Ini pendapat sebahagian besar ulama’.

Kaum muslimin sidang jum’at rahimakumullah;

Kalau diperiksa karakteristik orang yang muttaqin, akan terlihat bahwa hampir semuanya mengindikasikan bahwa ciri orang bertaqwa itu adalah orang yang dinamis dan kreatif. Hal ini dapat kita lihat dari beberapa kriteria sebagai berikut

1. Orang yang bertaqwa itu adalah orang yang beriman kepada yang ghaib, senantiasa melakukan shalat, dan gemar berinfaq.

2. Mampu menunaikan infaq, baik ketika senang maupun ketika susah.

3. Mampu melakukan jihad (dalam arti menjalankan ajaran agama atau melakukan kegiatan ekonomi).

4. Memiliki komitmen untuk mempersiapkan diri memasuki masa depan.

Oleh sebab itu rangkaian ibadah yang dianjurkan untuk dilakukan pada bulan Ramadhan mengindikasikan sebagai pelaksanaan atau konsekuensi logis dari sikap progressif. Infaq, tasbih, tadarus, buka puasa, taraweh, sahur, dan lain-lain terlihat sebagai tugas yang dapat dilaksanakan oleh seorang yang aktif. Demikian pula ibadah-ibadah itu seringkali sebagai konsekuensi dari progresifitas manusia.

Berinfaq pada bulan Ramadhan bukan berarti hanya dilakukan di bulan Ramadhan, tetapi pelaksanaannya di bulan Ramadhan karena dianggap bulan ini adalah bulan latihan untuk menjadi orang yang gemar berinfaq, dan mampu menaati perintah-perintah Allah dalam aktifitasnya dalam satu tahun mendatang. Oleh karenanya tidak ada peluang untuk bersikap pasif di bulan Ramadhan dan berkurung dalam kamar tanpa melakukan aktifitas. Sebab suatu latihan pada lazimnya sedapat mungkin harus diikuti dengan tindakan atau amal perbuatan.

Kaum muslimin rahimakumullah;

Dari poin-poin di atas dapatlah kita ketahui bahwa puasa Ramadhan dapat dijadikan sebagai wadah pembinaan sikap progresif dan dinamika manusia, yang menyebabkan ibadah ini dapat dipandang sebagai kebutuhan manusia modern bukan hanya bersifat spiritual tetapi juga kualitas material dan sumber daya manusia.

بَارَكَ الله لِى وَلَكُمْ فِى الْقُرْءَآنِ الْعَظِيْمِ , وَنَفَعَنِى وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ , وَتَقَبَّلَ مِنِّىْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ, إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا, وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِى وَلَكُمْ, وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ, وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ, فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ أَرْشَدَكُمُ اللهُ ... أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُؤْمِنُوْنَ الْمُتَّقُوْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ , رَّبَّنَآإِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلإِيمَانِ أَنْ ءَامِنُوا بِرَبِّكُمْ فَئَامَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْعَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلأَبْرَارِ.. رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ ......

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.